Sir Isaac
Newton FRS (lahir di Woolsthorpe-by-Colsterworth,
Lincolnshire,
4 Januari
1643 – meninggal
31 Maret 1727 pada umur 84
tahun; KJ: 25 Desember 1642 – 20 Maret 1727) adalah
seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan teolog yang berasal dari Inggris. Ia merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik.[1]
seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan teolog yang berasal dari Inggris. Ia merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik.[1]
Karya bukunya Philosophiæ Naturalis
Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun 1687 dianggap sebagai
buku paling berpengaruh sepanjang sejarah sains. Buku ini meletakkan
dasar-dasar mekanika klasik. Dalam karyanya ini, Newton
menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan
sains mengenai alam semesta selama tiga abad. Newton berhasil menunjukkan bahwa
gerak benda di Bumi
dan benda-benda luar angkasa lainnya diatur oleh sekumpulan hukum-hukum alam
yang sama. Ia membuktikannya dengan menunjukkan konsistensi antara hukum gerak
planet Kepler dengan teori gravitasinya. Karyanya ini akhirnya menyirnakan keraguan
para ilmuwan akan heliosentrisme dan memajukan revolusi
ilmiah.
Dalam bidang mekanika,
Newton mencetuskan adanya prinsip kekekalan momentum dan momentum
sudut. Dalam bidang optika, ia berhasil membangun teleskop refleksi yang
pertama[2]
dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan bahwa sebuah kaca prisma akan
membagi cahaya putih menjadi warna-warna lainnya. Ia juga merumuskan hukum
pendinginan dan mempelajari kecepatan
suara.
Dalam bidang matematika pula,
bersama dengan karya Gottfried Leibniz yang dilakukan secara terpisah,
Newton mengembangkan kalkulus diferensial dan kalkulus integral. Ia juga berhasil
menjabarkan teori binomial, mengembangkan "metode Newton" untuk
melakukan pendekatan terhadap nilai nol suatu fungsi, dan berkontribusi
terhadap kajian deret pangkat.
Sampai sekarang pun Newton masih
sangat berpengaruh di kalangan ilmuwan. Sebuah survei tahun 2005 yang menanyai
para ilmuwan dan masyarakat umum di Royal
Society mengenai siapakah yang memberikan kontribusi lebih besar dalam
sains, apakah Newton atau Albert Einstein, menunjukkan bahwa Newton dianggap
memberikan kontribusi yang lebih besar.[3]
Masa-masa Awal
Isaac Newton
dilahirkan pada tanggal 4 Januari 1643 [KJ:
25 Desember 1642] di Woolsthorpe-by-Colsterworth,
sebuah hamlet (desa) di county Lincolnshire.
Pada saat kelahirannya, Inggris masih mengadopsi kalender
Julian, sehingga hari kelahirannya dicatat sebagai 25 Desember 1642 pada
hari Natal. Ayahnya yang juga bernama Isaac Newton meninggal tiga bulan sebelum
kelahiran Newton. Newton dilahirkan secara prematur; dilaporkan pula ibunya, Hannah Ayscough, pernah
berkata bahwa ia dapat muat ke dalam sebuah cangkir (≈ 1,1 liter). Ketika
Newton berumur tiga tahun, ibunya menikah kembali dan meninggalkan Newton di
bawah asuhan neneknya, Margery Ayscough. Newton muda tidak menyukai ayah
tirinya dan menyimpan rasa benci terhadap ibunya karena menikahi pria tersebut,
seperti yang tersingkap dalam pengakuan dosanya: "Threatening my father
and mother Smith to burn them and the house over them."[4]
Berdasarkan pernyataan E.T. Bell
(1937, Simon and Schuster) dan H. Eves:
Newton memulai
sekolah saat tinggal bersama neneknya di desa dan kemudian dikirimkan ke
sekolah bahasa di daerah Grantham dimana dia akhirnya menjadi anak terpandai
di sekolahnya. Saat bersekolah di Grantham dia tinggal di-kost milik apoteker
lokal yang bernama William Clarke. Sebelum meneruskan kuliah di Universitas
Cambridge pada usia 19, Newton sempat menjalin kasih dengan adik angkat
William Clarke, Anne Storer. Saat Newton memfokuskan dirinya pada pelajaran,
kisah cintanya dengan menjadi semakin tidak menentu dan akhirnya Storer
menikahi orang lain. Banyak yang menegatakan bahwa dia, Newton, selalu
mengenang kisah cintanya walaupun selanjutnya tidak pernah disebutkan Newton
memiliki seorang kekasih dan bahkan pernah menikah.
|
”
|
Sejak usia 12
hingga 17 tahun, Newton mengenyam pendidikan di sekolah The King's School
yang terletak di Grantham (tanda tangannya masih terdapat di perpustakaan
sekolah). Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar dia
menjadi petani saja, bagaimanapun Newton tidak menyukai pekerjaan barunya[5].
Kepala sekolah King's School kemudian meyakinkan ibunya untuk mengirim Newton
kembali ke sekolah sehingga ia dapat menamatkan pendidikannya. Newton dapat
menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.
Pada Juni
1661, Newton diterima di Trinity College Universitas Cambridge sebagai seorang sizar
(mahasiswa yang belajar sambil bekerja).[6] Pada
saat itu, ajaran universitas didasarkan pada ajaran Aristoteles,
namun Newton lebih memilih untuk membaca gagasan-gagasan filsuf modern yang
lebih maju seperti Descartes dan astronom
seperti Copernicus, Galileo,
dan Kepler. Pada tahun 1665, ia menemukan teorema
binomial umum dan mulai mengembangkan teori matematika yang pada akhirnya berkembang
menjadi kalkulus.
Segera setelah Newton mendapatkan gelarnya pada Agustus 1665, Universitas
Cambridge ditutup oleh karena adanya Wabah Besar. Walaupun dalam studinya di
Cambridge biasa-biasa saja, studi privat yang dilakukannya di rumahnya di
Woolsthorpe selama dua tahun mendorongnya mengembangkan teori kalkulus, optika, dan hukum
gravitasi. Pada tahun 1667, ia kembali ke Cambridge sebagai pengajar di
Trinity.[7]
Masa Dewasa
Matematika
Kebanyakan
ahli sejarah percaya bahwa Newton dan Leibniz mengembangkan
kalkulus
secara terpisah. Keduanya pula menggunakan notasi matematika yang berbeda pula.
Menurut teman-teman dekat Newton, Newton telah menyelesaikan karyanya
bertahun-tahun sebelum Leibniz, namun tidak mempublikasikannya sampai dengan
tahun 1693. Ia pula baru menjelaskannya secara penuh pada tahun 1704, manakala
pada tahun 1684, Leibniz sudah mulai mempublikasikan penjelasan penuh atas karyanya.
Notasi dan "metode diferensial" Leibniz secara universal diadopsi di Daratan Eropa,
sedangkan Kerajaan Britania baru mengadopsinya setelah
tahun 1820.
Dalam buku
catatan Leibniz, dapat ditemukan adanya gagasan-gagasan sistematis yang
memperlihatkan bagaimana Leibniz mengembangkan kalkulusnya dari awal sampai
akhir, manakala pada catatan Newton hanya dapat ditemukan hasil akhirnya saja.
Newton mengklaim bahwa ia enggan mempublikasi kalkulusnya karena takut
ditertawakan. Newton juga memiliki hubungan dekat dengan matematikawan Swiss Nicolas Fatio de Duillier. Pada tahun
1691, Duillier merencanakan untuk mempersiapkan versi baru buku Philosophiae Naturalis
Principia Mathematica Newton, namun tidak pernah menyelesaikannya. Pada
tahun 1693 pula hubungan antara keduanya menjadi tidak sedekat sebelumnya. Pada
saat yang sama, Duillier saling bertukar surat dengan Leibniz.[8]
Pada tahun
1699, anggota-anggota Royal Society mulai menuduh Leibniz menjiplak karya
Newton. Perselisihan ini memuncak pada tahun 1711. Royal Society kemudian dalam
suatu kajian memutuskan bahwa Newtonlah penemu sebenarnya dan mencap Leibniz
sebagai penjiplak. Kajian ini kemudian diragukan karena setelahnya ditemukan
bahwa Newton sendiri yang menulis kata akhir kesimpulan laporan kajian ini.
Sejak itulah bermulainya perselisihan sengit antara Newton dengan Leibniz.
Perselisihan ini berakhir sepeninggal Leibniz pada tahun 1716.[9]
Newton
umumnya diakui sebagai penemu teorema
binomial umum yang berlaku untuk semua eksponen. Ia juga menemukan identitas Newton, metode
Newton, mengklasifikasikan kurva bidang kubik, memberikan kontribusi yang substansial
pada teori beda hingga, dan merupakan
yang pertama untuk menggunakan pangkat berpecahan serta menerapkan geometri koordinat
untuk menurunkan penyelesaian persamaan Diophantus.
Ia dipilih
untuk menduduki jabatan Lucasian Professor of Mathematics pada tahun
1669. Pada saat itu, para pengajar Cambridge ataupun pengajar Oxford haruslah seorang pastor Anglikan
yang telah ditahbiskan. Namun, jabatan profesor Lucasian mengharuskan pula
pejabatnya tidak aktif dalam gereja. Oleh karena itu, Newton berargumen bahwa
ia seharusnyalah dibebaskan dari keharusan penahbisan. Raja Charles II menerima argumen ini dan
memberikan persetujuan, sehingga konflik antara pandangan keagamaan Newton
dengan gereja Anglikan dapat dihindari.[10]
Optika
Dari tahun
1670 sampai dengan 1672, Newton mengajar bidang optika. Semasa periode ini, ia
menginvestigasi refraksi
cahaya, menunjukkan bahwa kaca prisma dapat membagi-bagi cahaya putih menjadi berbagai
spektrum warna, serta lensa
dan prisma keduanya akan menggabungkan kembali cahaya-cahaya tersebut menjadi
cahaya putih.[12]
Dia juga
menunjukkan bahwa cahaya berwarna tidak mengubah sifat-sifatnya dengan
memisahkan berkas berwarna dan menyorotkannya ke berbagai objek. Newton
mencatat bahwa tidak peduli apakah berkas cahaya tersebut dipantulkan,
dihamburkan atau ditransmisikan, warna berkas cahaya tidak berubah. Dengan
demikian dia mengamati bahwa warna adalah interaksi objek dengan cahaya yang
sudah berwarna, dan objek tidak menciptakan warna itu sendiri. Ini dikenal
sebagai teori warna Newton[13]
Dari usahanya
ini dia menyimpulkan bahwa lensa teleskop refraksi akan mengalami gangguan
akibat dispersi
cahaya menjadi berbagai warna (aberasi kromatik).
Sebagai bukti konsep ini dia membangun teleskop menggunakan cermin sebagai
objektif untuk mengakali masalah tersebut. .[14]
Pengerjaan rancangan ini, teleskop refleksi fungsional pertama yang dikenal,
yang sekarang disebut sebagai teleskop Newton[14]
melibatkan pemecahan masalah bagaimana menemukan bahan cermin yang cocok serta
teknik pembentukannya. Newton menggosok cerminny sendiri dari komposisi khusus
logam spekulum yang sangat reflektif, menggunakan cincin
Newton untuk menilai mutu optika teleskopnya. Pada akhir 1668[[15]
dia berhasil memproduksi teleskop pantul pertamanya. Pada tahun 1671 Royal
Society meminta demonstrasi teleskop pantulnya. [16]
Minat mereka mendorongnya untuk menerbitkan catatannya, On Colour (Tentang
Warna), yang kemudian dikembangkannya menjadi Opticks.
Ketika Robert
Hooke mengkritik beberapa gagasan Newton, dia begitu tersinggung sehingga
dia menarik diri dari depan publik. Newton dan Hooke berkomunikasi singkat pada
tahun 1679-1680, ketika Hooke, yang ditunjuk untuk mengelola korespondensi
Royal Society, menulis surat yang dimaksudkan untuk memperoleh sumbangan dari
Newton untuk penerbitan Royal Society,[17],
yang mendorong Newton untuk menyelesaikan bukti bahwa orbit elips planet
merupakan hasil dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat
vektor jari-jari (lihat hukum gravitasi Newton) dan De motu corporum in
gyrum). Namun hubungan kedua ilmuwan tersebut umumnya tetap buruk
sampai saat kematian Hooke. [18]
Newton
berargumen bahwa cahaya terdiri dari partikel atau corpuscles, yang
direfraksikan dengan percepatan ke dalam medium yang lebih rapat. Dia condong
kepada teori gelombang seperti suara untuk menerangkan pola berulang pemantulan
dan transmisi oleh film tipis (Opticks Bk.II, Props. 12), tapi masih
mempertahankan teori 'fits' yang menentukan apakah corpuscles
dipantulkan atau diteruskan. Para fisikawan kemudian lebih menyukai teori
gelombang murni untuk cahaya untu menjelaskan pola interferensi, dan fenomena
umum difraksi.
Mekanika
kuantum, foton,
dan dualisme gelombang-partikel
dewasa ini hanya memiliki kemiripan sedikit saja dengan pemahaman Newton
terhadap cahaya.
Dalam Hypothesis
of Light yang terbit pada tahun 1675, Newton mendalilkan keberadaan eter untuk
menghantarkan gaya antarpartikel. Kontak dengan Henry More,
seorang teosofis, membangkitkan minatnya
dalam alkimia. Dia mengganti eter dengan gaya gaib yang didasarkan kepada
gagasan hermetis tentang gaya tarik dan
tolak antara partikel. John Maynard Keynes, yang memperoleh banyak
tulisan Newton tentang alkimia, menyatakan bahwa "Newton bukanlah orang
pertama dari Abad Pencerahan (Age of Reason): beliau adalah ahli sihir
terakhir."[19]
Minat Newton dalam alkimia tidak dapat dipisahkan dari sumbangannya terhadap
ilmu pengetahuan; namun tampaknya dia memang meninggalkan penelitian
alkimianya..[20]
(Ini adalah ketika tidak ada perbedaan yang jelas antara alkimia dan sains).
Bila saja dia tidak mengandalkan gagasan gaib aksi pada suatu jarak,
dalam ruang hampa, dia mungkin tidak akan mengembangkan teori gravitasinya.
(Lihat pula studi ilmu gaib
Isaac Newton).
Pada tahun
1704 Newton menerbitkan Opticks, yang menguraikan
secara terperinci teori korpuskular tentang cahaya. Dia menganggap cahaya
terbuat partikel-partikel (corpuscles) yang sangat halus, bahwa materi
biasa terdiri dari partikel yang lebih kasar, dan berspekulasi bahwa melalui
sejenis transmutasi alkimia "mungkinkah benda kasar dan cahaya dapat
berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, ... dan mungkinkah benda-benda
menerima aktivitasnya dari partikel cahaya yang memasuki komposisinya?"
("Are not gross Bodies and Light convertible into one another, ...and may
not Bodies receive much of their Activity from the Particles of Light which enter
their Composition?" ( [21]
Newton juga membangun bentuk primitif generator elektrostatik gesek,
menggunakan bulatan gelas (Optics, 8th Query).
Di dalam
artikel berjudul "Newton, prisms and the 'opticks' of tunable lasers[22]
diindikasikan bahwa Newton dalam bukunya Opticks adalah yang pertama
kali menunjukkan diagram penggunaan prisma sebagai pengekspansi berkas cahaya.
Dalam buku yang sama dia memerikan, lewat diagram, penggunaan susunan prisma
berganda. Sekitar 278 tahun setelah diskusi oleh Newton, pengekspansi prisma
berganda menjadi pokok dari pengembangan laser
tertalakan lebargaris sempit. Penggunaan prisma pengekspansi berkas ini
berakibat terhadap pengembangan teori dispersi
prisma berganda. [22]
Mekanika dan gravitasi
Pada tahun
1679 Newton kembali mengerjakan mekanika benda langit, yaitu gravitasi dan
efeknya terhadap orbit planet-planet, dengan rujukan terhadap hukum
Kepler tentang gerak planet. Ini dirangsang oleh pertukaran surat singkat
pada masa 1679-80 dengan Hooke, yang telah ditunjuk untuk mengelola
korespondensi Royal Society, dan membuka korespondensi yang
dimaksudkan untuk meminta sumbangan dari Newton terhadap jurnal ilmiah Royal
Society.[17]
Bangkitnya kembali ketertarikan Newton terhadap astronomi mendapatkan
rangsangan lebih lanjut dengan munculnya komet pada musim dingin 1680-1681,yang
dibahasnya dalam korespondensi dengan John
Flamsteed.[23]
Setelah diskusi dengan Hooke, Newton menciptakan bukti bahwa bentuk elips orbit
planet akan berasal dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan
kuadrat vektor jari-jari. Newton mengirimkan hasil kerjanya ini ke Edmond
Halley dan ke Royal Society dalam De motu corporum in
gyrum, sebuah risalah yang ditulis dalam 9 halaman yang disalin ke
dalam buku register Royal Society pada Desember 1684[24]
Risalah ini membentuk inti argumen yang kemudian akan dikembangkan dalam Principia.
Principia
dipublikasikan pada 5
Juli 1687 dengan
dukungan dan bantuan keuangan dari Edmond
Halley. Dalam karyanya ini Newton menyatakan hukum gerak Newton yang memungkinkan banyak
kemajuan dalam revolusi Industri yang kemudian terjadi. Hukum
ini tidak direvisi lagi dalam lebih dari 200 tahun kemudian, dan masih
merupakan pondasi dari teknologi non-relativistik dunia modern. Dia menggunakan
kata Latin
gravitas (berat) untuk efek yang kemudian dinamakan sebagai gravitasi,
dan mendefinisikan hukum gravitasi universal.
Dalam karya
yang sama, Newton mempresentasikan metode analisis geometri yang mirip dengan
kalkulus, dengan 'nisbah pertama dan terakhir', dan menentukan analisis untuk
menentukan (berdasarkan hukum Boyle) laju bunyi di udara, menentukan kepepatan
bentuk sferoid Bumi, memperhitungkan presesi ekuinoks akibat tarikan gravitasi
bulan pada kepepatan Bumi, memulai studi gravitasi ketidakteraturan gerak
Bulan, memberikan teori penentuan orbit komet, dan masih banyak lagi.
Newton
memperjelas pandangan heliosentrisnya tentang tata surya,
yang dikembangkan dalam bentuk lebih modern, karena pada pertengahan 1680-an
dia sudah mengakui Matahari tidak tepat berada di pusat gravitasi tata surya[25]
Bagi Newton, titik pusat Matahari atau benda langit lainnya tidak dapat
dianggap diam, namun seharusnya "titik pusat gravitasi bersama Bumi,
Matahari dan Planet-planetlah yang harus disebut sebagai Pusat Dunia", dan
pusat gravitasi ini "diam atau bergerak beraturan dalam garis
lurus".(Newton mengadopsi pandangan alternatif "tidak bergerak"
dengan memperhatikan pandangan umum bahwa pusatnya, di manapun itu, tidak
bergerak. [26]
Postulat
Newton aksi-pada-suatu-jarak yang tidak terlihat menyebabkan dirinya dikritik
karena memperkenalkan "perantara gaib" ke dalam ilmu pengetahuan.[27]
Dalam edisi kedua Principia (1713) Newton tegas menolak kritik tersebut
dalam bagian General Scholium di akhir buku. Dia menulis bahwa cukup
menyimpulkan bahwa fenomena tersebut menyiratkan tarikan gravitasi, namun hal
tersebut tidak menunjukkan sebabnya. Tidak perlu dan tidak layak merumuskan
hipotesis hal-hal yang tidak tersirat oleh fenomena itu. Di sini Newton
menggunakan ungkapannya yang kemudian terkenal, Hypotheses non fingo.
Berkat Principia,
Newton diakui dunia internasional[28]
Dia mendapatkan lingkaran pengagum, termasuk matematikawan kelahiran Swiss Nicolas Fatio de Duillier, yang menjalin
hubungan yang intens dengannya sampai 1693, saat hubungan tersebut mendadak
berakhir. Pada saat bersamaan Newton menderita gangguan saraf.[29]
Masa tua
Pada
dasawarsa 1690-an, Newton menulis sejumlah risalah keagamaan yang membahas
penafsiran harfiah Alkitab. Kepercayaan Henry More
tentang Alam Semesta dan penolakan dualisme Cartesian
mungkin telah mempengaruhi gagasan-gagasan keagamaan Newton. Naskah yang dia
kirim ke John
Locke yang berisi bantahan terhadap eksistensi Trinitas tidak
pernah diterbitkan. Karya-karya akhirnya, The
Chronology of Ancient Kingdoms Amended (1728) dan Observations Upon
the Prophecies of Daniel and the Apocalypse of St. John (1733) diterbitkan
setelah kematiannya. Dia juga mencurahkan waktu cukup banyak untuk studi alkimia.
Newton adalah
anggota Parlemen Inggris dari tahun 1689 sampai 1690, dan
pada tahun 1701. Namun menurut beberapa laporan komentarnya di parlemen
hanyalah keluhan tentang aliran udara dingin dalam ruangan dan permintaan agar
jendela ditutup.[31]
Newton pindah
ke London untuk menempati posisi pengawas Percetakan Uang Logam Kerajaan (Royal Mint) pada tahun 1696,
posisi yang didapatkannya berkat dukungan Charles
Montagu, Earl Pertama Halifax, yang pada saat itu menjabat Chancellor of
Exchequer. Dia bertanggung jawab atas pencetakan kembali uang logam
Inggris, tugas yang sebenarnya tumpang tindih dengan Lord Lucas, Gubernur
Menara London. Dia juga mendapatkan pekerjaan deputi pengawas cabang sementara
Chester untuk Edmond Halley. Newton menjadi Empu Percetakan Uang
Logam (Master of Mint) yang paling terkenal setelah kematian Thomas Neale pada tahun 1699,
posisi yang tetap dijabatnya sampai akhir hayatnya. Penunjukan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai pekerjaan ringan, namun Newton memperlakukannya sebagai
tugas serius, dan pensiun dari kewajibannya di Cambridge pada tahun 1701, dan
menggerakkan kekuasaannya untuk mereformasi mata uang dan menghukum pemalsu dan
pemotong uang logam.
Sebagai Empu
Percetakan Uang Logam pada tahun 1717 Newton memindahkan standar Poundsterling
ke standar perak dari standar emas, dengan
menentukan hubungan bimetalik antara koin emas dan koin perak yang
menguntungkan koin emas. Ini menyebabkan koin perak serling dilebur dan
dikapalkan ke luar Britania. Newton diangkat sebagai Presiden Royal
Society pada tahun 1703 dan menjadi rekan dari Akademi Ilmu Pengetahuan
Perancis (Académie des Sciences).
Pada kedudukannya di Royal Society, Newton menjadi bermusuhan dengan John
Flamsteed, Astronom Kerajaan, dengan menerbitkan secara prematur karya
Flamsteed, Historia Coelestis Britannica, yang telah digunakan oleh
Newton dalam studinya.[32]
Pada April
1705 Ratu Anne mengangkat Newton sebagai Kesatria pada saat kunjungan ke
Trinity College, Cambridge. Pengangkatan ini kemungkinan didorong oleh
perhitungan politik sehubungan dengan pemilihan Parlemen pada bulan Mei 1705,
daripada pengakuan karya-karya ilmiah Newton ataupun jasanya sebagai Empu
Percetakan Uang Logam..[33]
Newton adalah ilmuwan kedua yang diangkat sebagai kesatria, setelah Francis
Bacon.
Mendekati akhir
hayatnya, Newton bertempat tinggal di Cranbury Park, dekat Winchester
dengan kemenakan perempuan dan suaminya, sampai wafatnya pada tahun 1727.[34]
Newton wafat dalam tidurnya di London pada tanggal 31 Maret dan dikebumikan di Westminster
Abbey. Kemenakannya Catherine Barton
Conduitt,[35]
bertindak sebagai tuan rumah pada saat-saat urusan sosial di rumhnya di Jermyn Street di London. Dia
adalah "pamannya yang sangat penyayang,"[36]
menurut surat Newton kepada Catherine Barton pada saat kemenakannya itu sedang
memulihkan diri dari penyakit cacar. Newton yang tetap melajang telah
membagi-bagikan sebagian besar harta miliknya kepada sanak keluarganya pada
tahun-tahun terakhirnya, dan wafat tanpa meninggalkan warisan.
Setelah
kematiannya, tubuh Newton ditemukan mengandung sejumlah besar raksa, mungkin
sebagai akibat studi alkimianya. Keracunan air raksa
dapat menjelaskan keeksentrikan Newton di akhir hayatnya.[37]
Pandangan keagamaan
T.C.
Pfizenmaier berargumen bahwa Newton berpegang kepada pandangan Ortodoks
Timur tentang trinitas, bukannya pandangan Barat yang dipegang oleh Katolik
Roma, Anglikan
dan kebanyakan Kristen Protestan.[38]
Namun pandangan seperti ini "telah kehilangan pendukung akhir-akhir ini
dengan ketersediaan risalah teologi Newton", [39]
dan saat ini kebanyakan sarjana mengidentifikasi Newton sebagai monoteis
antitrinitarian. [40][41]
"Di mata Newton, menyembah Kristus sebagai Tuhan sama dengan penyembahan
berhala, yang di matanya merupakan dosa mendasar".[42]
Sejarawan Stephen Snobelen
menyebutkan, "Isaac Newton adalah pembelot,
Tetapi ... dia tidak pernah menyatakan kepercayaan pribadinya secara
terbuka—yang akan dianggapo oleh kaum ortodoks sebagai radikal ekstrem. Dia
menyembunyikan kepercayaannya begitu baiknya sehingga para sarjana masih
menguraikan seluk-beluk kepercayaan pribadinya."[40]
Snobelen menyimpulkan Newton paling tidak adalah simpatisan Socinianisme (dia memiliki
dan telah membaca dengan saksama paling tidak delapan buku Socinianisme.[40]
Di masa yang terkenal tidak toleran beragama, hanya sedikit ekspresi publik
pandangan radikal Newton, terutama penolakannya untuk menerima pentahbisan dan,
di ranjang kematiannya, menerima sakramen yang ditawarkan kepadanya.[40]
Meskipun
hukum gerakan dan hukum gravitasi universalnya menjadi penemuan yang paling
terkenal dari Newton, dia memperingatkan terhadap penggunaannya untuk memandang
alam semesta hanya sebagai mesin, seperti jam besar. Dia mengatakan,
"Gravitasi menerangkan gerakan planet-planet, namun tidak dapat
menerangkan siapa yang menggerakkannya pertama kali. Tuhan mengatur semua hal
dan mengetahui apa saja yang ada atau dapat dilakukan."[43]
Beserta
dengan kemasyhurannya di dunia ilmiah, studi Newton tentang Alkitab dan Bapa Gereja
awal juga patut dicatat. Newton menulis karya-karya kritik tekstual, yang
paling terkenal adalah An
Historical Account of Two Notable Corruptions of Scripture. Dia
menempatkan penyaliban Yesus Kristus pada tanggal 3 April 33 M, yang cocok
dengan salah satu tanggal yang diterima secara tradisional.[44] Dia
juga berusaha tanpa hasil menemukan pesan-pesan tersembunyi di dalam
Alkitab.
Newton
percaya terhadap dunia yang imanen secara rasional, tetapi dia menolak hilozoisme
yang tersirat dalam pemikiran Leibniz dan Baruch
Spinoza. Alam yang teratur dan dimaklumkan secara dinamis dapat dipahami,
dan mestinya dipahami, dengan akal aktif. Dalam surat-menyuratnya, Newton
mengklaim bahwa dalam menulis Principia "Saya memandang
prinsip-prinsip tersebut sebagai karya besar dengan mempertimbangkan manusia
untuk kepercayaan terhadap Tuhan".[45]
Dia melihat tanda-tanda rancangan dalam sistem alam semesta: "keseragaman
yang mengagumkan pada sistem planet haruslah membolehkan efek dari
pilihan." Tetapi Newton bersikeras bahwa campur tangan ilahi akhirnya akan
diperlukan untuk memulihkan sistem, karena pertumbuhan lambat-laun
ketidakstabilan.[46]
Karena ini, Leibniz mengejeknya: "Tuhan yang Mahakuasa ingin memutar lagi
arlojinya dari waktu ke waktu: kalau tidak arloji itu akan berhenti bergerak.
Dia tampaknya tidak memiliki pandangan jauh ke depan untuk membuatnya dapat
bergerak selamanya.""[47]
Posisi Newton dengan gigih dipertahankan oleh pengikutnya Samuel
Clarke dalam sebuah korespondensi terkenal. Seabad kemudian, karya Pierre-Simon Laplace Celestial Mechanics
(Mekanika Benda Langit) memiliki penjelasan alami tentang alasan orbit planet
tidak memerlukan campur tangan ilahi.[48]
Dampak kepada pemikiran keagamaan
Filsafat
mekanis Newton dan Robert Boyle diangkat oleh para pendebat rasionalis
sebagai alternatif layak terhadap panteisme dan
antusiasme, dan diterima dengan
ragu-ragu oleh para pengkhotbah ortodoks dan pemberontak seperti para latitudinarian. [49]
Kejelasan dan kesederhanaan sains dilihat sebaga cara untuk memerangi
superlatif emosional dan metafisis dari antusiasme tahyul dan ancaman ateisme, [50]
dan pada saat bersamaan, gelombang kedua para deis Inggris
menggunakan penemuan Newton untuk menunjukkan kemungkinan adanya "agama
alamiah".
Serangan
terhadap "pemikiran magis" pra-Penceahan
dan unsur-unsur mistisisme Kristen diberikan dasarnya dengan gambaran mekanis
Boyle tentang alam semesta. Newton melengkapi gagasan Boyle melalui pembuktian matematika, dan mungkin yang lebih
penting, sangat berhasil dalam mempopulerkannya.[51]
Newton membentuk ulang dunia yang diatur oleh Tuhan yang selalu campur tangan
menjadi dunia yang diciptakan oleh Tuhan yang merancang sesuai asas-asas
rasional dan universal.[52]
Asas-asas ini terbuka bagi semua orang untuk ditemukan, memungkinkan mereka
untuk mengikuti tujuannya sendiri dengan bermanfaat di dalam hidup ini, bukan
setelah mati, dan untuk menyempurnakan diri mereka sendiri dengan daya rasionya.[53]
Newton
melihat Tuhan sebagai pencipta utama yang keberadaannya tidak dapat disangkal
di depan keagungan segala ciptaan.[54][55][56]
Juru bicaranya, Clarke, menolak teodisi Leibniz yang membersihkan
Tuhan dari tanggungjawab untuk masalah
kejahatan dengan membuat Tuhan tidak lagi campur tangan dengan ciptaannya,
karena seperti yang ditegaskan Clarke, tuhan seperti itu hanyalah namanya saja
menjadi raja, dan paham seperti itu hanya selangkah lagi menuju ateisme. [57]
Tetapi akibat teologis yang tidak disangka-sangka terhadap keberhasilan sistem
Newton pada abad berikutnya adalah semakin kuatnya kedudukan deisme yang
dianjurkan oleh Leibniz.[58]
Pemahaman dunia sekarang dibawa turun ke aras akal sederhana manusia, dan
manusia, seperti argumen Odo Marquard, menjadi bertanggung jawab terhadap
perbaikan dan pemberantasan kejahatan.[59]
Kiamat
Dalam naskah
yang dia tulis tahun 1704 yang berisi deskripsi usahanya untuk menggali
keterangan ilmiah dari Alkitab, dia memperkirakan dunia akan berakhir paling cepat
tahun 2060. Dalam meramalkan ini dia berkata "Ini saya sebutkan bukan
untuk bukan untuk menegaskan kapan seharusnya waktu akan berakhir, tetapi untuk
menghentikan dugaan gegabah dari orang-orang yang penuh angan-angan yang sering
meramalkan kapan kiamat terjadi, dan dengan demikian menodai nubuat suci
sesering kegagalan ramalan mereka."[60]
·
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Isaac_Newton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar