Keterampilan Proses Sains
A. Pengertian
Keterampilan proses sains adalah
pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa sains itu
terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah. Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep sains. Siswa dapat membangun gagasan baru sewaktu mereka berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan gagasan dan pengetahuan siswa ini tidak hanya bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa memahami objek atau memproses informasi sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru.
terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah. Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep sains. Siswa dapat membangun gagasan baru sewaktu mereka berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan gagasan dan pengetahuan siswa ini tidak hanya bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa memahami objek atau memproses informasi sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru.
Ada tiga dimensi ilmiah yang sangat penting dalam
mengajarkan sains. Yang pertama adalah isi dari sains yaitu konsep dasar dan
pengetahuan ilmiah. Dimensi ilmiah yang pertama ini adalah yang kebanyakan
dipikirkan orang. Dua dimensi ilmiah penting lain di samping pengetahuan
ilmiah adalah proses ilmiah dan sikap ilmiah. Proses ilmiah adalah
bagaimana ilmuwan melakukan proses dalam mendapatkan sains, sedangkan sikap
ilmiah adalah bagaimana para ilmuwan bersikap ketika melakukan proses dalam mendapatkan
sains tersebut. Sains adalah upaya untuk mempelajari, merumuskan permasalahan,
dan menemukan jawaban tentang berbagai gejala alam. Oleh karena itu, maka
keterampilan proses yang sama seperti yang dimiliki ilmuwan harus kita miliki
dalam memecahkan berbagai permasalahan kehidupan sehari-hari. Ketika kita
mengajar siswa untuk menggunakan keterampilan proses dalam memahami sains, kita
juga mengajarkan pada mereka keterampilan yang akan mereka gunakan dalam masa
depan di setiap area kehidupan mereka.
B. Enam Dasar Keterampilan
Proses Sains
Ada enam dasar keterampilan proses sains.
- Pengamatan (Observation)
- Komunikasi (Communication)
- Pengelompokan (Classification)
- Pengukuran (Measurement)
- Kesimpulan (Inference)
- Ramalan (Prediction)
Keterampilan dasar tersebut terintegrasi serentak
ketika ilmuwan merancang dan melaksanakan eksperimen atau dalam kehidupan
sehari-hari ketika kita semua melakukan tes percobaan. Enam keterampilan dasar
tersebut sangat penting baik secara individu maupun ketika berkelompok. Enam
keterampilan dasar dapat digunakan dalam urutan peningkatan kemampuan, meskipun
mungkin siswa termuda akan menggunakan semua keterampilan secara bersama di
berbagai waktu. Dalam tahap awal siswa akan menghabiskan lebih besar waktunya
menggunakan keterampilan seperti observasi dan komunikasi. Dengan bertambahnya
usia mereka akan mulai menghabiskan lebih banyak waktunya menggunakan
keterampilan inferensi dan prediksi. Klasifikasi dan pengukuran cenderung
digunakan di seluruh tingkatan kelas secara lebih merata. Klasifikasi dan
pengukuran perlu diperkenalkan kepada anak-anak secara bertahap dari waktu ke
waktu, karena ada perbedaan dalam melakukan pengelompokan, kompleksitasnya,
metode dan sistem pengukurannya. Mengembangkan kemampuan untuk merancang semakin
ditekankan seiring bertambahnya tingkat kelas. Mengintegrasikan dasar
keterampilan proses secara bersama meliputi: menciptakan hipotesis,
mengidentifikasi dan memanipulasi variabel dalam percobaan sederhana,
dilatihkan kepada siswa secara bertahap Pada tingkat ini, para siswa mulai
untuk benar-benar bertanya dan menjawab pertanyaan ilmiah mereka sendiri.
Selanjutnya merancang percobaan dan menganalisis data eksperimen akan fokus
pada penggunaan keterampilan proses sains terpadu dalam merancang eksperimen dan
mencapai kesimpulan.
C. Sains dimulai dari pengamatan
Mengamati adalah keterampilan proses
sains yang paling awal. Kita mengamati benda-benda dan peristiwa menggunakan semua
panca indera kita, yang berarti kita belajar tentang dunia di sekitar kita. Kemampuan
untuk membuat pengamatan yang baik sangat penting untuk perkembangan
keterampilan proses sains lainnya, yaitu: berkomunikasi, mengklasifikasi, mengukur,
menyimpulkan, dan memprediksi. Pengamatan sederhana dibuat hanya menggunakan indera,
yang biasanya menghasilkan pengamatan kualitatif (misalnya: daun berwarna
hijau, nula lilin lemah,dll). Pengamatan yang melibatkan angka atau
kuantitas adalah pengamatan kuantitatif misalnya: massa satu daun adalah lima
gram, jumlah daun bergerombol dalam kelompok adalah lima). Pengamatan
kuantitatif memberikan informasi yang lebih tepat dibandingkan informasi dari
indera kita saja. Tidak mengherankan, jika siswa terutama yang masih kecil,
membutuhkan bantuan untuk membuat pengamatan yang baik.
Pengamatan baik jika hasil pengamatan rinci dan
akurat. Siswa harus diminta untuk mendeskripsikan pengamatan berupa tulisan
atau gambar selengkap mungkin. Informasi hasil pengamatan siswa harus dibuat
dengan penuh rincian karena akan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang
konsep yang sedang dipelajari. Jika siswa mengamati dengan panca indera mereka
atau dengan instrumen, kita dapat membimbing mereka agar membuat deskripsi
lebih baik dan lebih rinci. Kita dapat melakukan ini dengan mendengarkan
pengamatan awal siswa dan kemudian mendorong mereka untuk menjelaskan.
Misalnya, jika seorang siswa menjelaskan apa yang dia lihat, mereka mungkin
hanya menggambarkan warna suatu objek tetapi tidak ukuran atau bentuknya.
Seorang siswa mungkin menggambarkan volume suara namun tidak pitch atau
iramanya. Kita dapat mendorong siswa untuk menambahkan rincian deskripsi mereka
dan tidak hanya dari lima indera yang mereka gunakan.
D. Pengamatan, Komunikasi, dan
Pengukuran
Komunikasi adalah keterampilan
proses sains yang ke dua, bergandengan dengan pengamatan. Siswa harus
berkomunikasi dalam rangka membagikan hasil pengamatan kepada orang lain, dan
komunikasi harus jelas dan efektif agar orang lain dapat memahami informasi
tersebut. Salah satu kunci untuk berkomunikasi efektif adalah dengan
menggunakan rujukan (referensi).
Kita mungkin mengatakan langit biru,
rumput hijau, atau lemon kuning untuk menggambarkan nuansa biru, hijau, atau
kuning. Idenya adalah untuk berkomunikasi menggunakan deskripsi kata-kata yang
baik untuk berbagi pemahaman dengan orang-orang pada umumnya. Tanpa rujukan,
kita telah membuka pintu kesalahpahaman. Jika kita hanya mengatakan panas atau
kasar, mungkin pendengar mempunyai gagasan yang berbeda tentang bagaimana panas
atau kasar. Jika siswa mencoba untuk menjelaskan ukuran diameter kelereng
mereka mungkin menggunakan ukuran sepatunya sebagai suatu rujukan. Diameter
kelereng bisa lebih besar atau lebih kecil dari sepatu siswa tersebut.
Proses tambahan keterampilan mengukur menjadi kasus
khusus dari mengamati dan berkomunikasi. Ketika kita mengukur beberapa benda,
kita membandingkan benda tersebut untuk didefinisikan dengan rujukan yang
disebut satuan. Sebuah informasi hasil pengukuran berisi dua bagian yaitu angka
untuk memberitahu berapa banyak, dan nama satuan untuk memberitahu kita berapa
banyak dengan rujukan apa. Siswa dapat mengkomunikasikan hasil pengamatan
mereka secara lisan, secara tertulis, atau dengan gambar. menggambar. Metode
lain untuk mengkomunikasikan hasil pengamatan yang sering digunakan adalah grafik,
diagram, peta, dan demonstrasi visual.
E. Pengelompokan
Siswa di kelas-kelas awal diharapkan dapat memilah
benda-benda atau fenomena ke dalam kelompok berdasarkan pengamatan mereka.
Pengelompokan obyek atau peristiwa adalah cara memilah objek berdasarkan
kesamaan, perbedaan, dan hubungan. Ini merupakan langkah penting menuju
pemahaman yang lebih baik tentang objek yang berbeda dari gejala alam.
Ada beberapa metode yang berbeda dalam melakukan
klasifikasi. Metode yang paling sederhana adalah klasifikasi serial. Objek
ditempatkan dalam urutan peringkat didasarkan pada beberapa persyaratan,
misalnya siswa dikelompokkan berdasarkan tingginya. Dua metode lainnya
adalah klasifikasi biner dan klasifikasi bertingkat. Dalam sistem
klasifikasi biner, satu set objek yang sederhana dibagi menjadi dua himpunan
bagian. Hal ini biasanya dilakukan atas dasar apakah setiap objek memiliki atau
tidak memiliki syarat tertentu. Misalnya, hewan dapat diklasifikasikan menjadi
dua kelompok yaitu hewan dengan tulang punggung dan hewan dengan tanpa tulang punggung. Sebuah klasifikasi biner
juga dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu persyaratan. Objek
dalam satu kelompok harus memiliki semua sifat-sifat yang diperlukan, jika
tidak mereka akan menjadi milik kelompok
lain.
F. Kesimpulan dan Ramalan
Tidak seperti pengamatan yang buktinya langsung terkumpul
di sekitar obyek, kesimpulan adalah penjelasan atau tafsiran (interpretasi) yang
dibuat berdasarkan pengamatan. Ketika kita mampu membuat kesimpulan, menafsirkan
dan menjelaskan peristiwa-peristiwa di sekitar kita, kita memiliki apresiasi
yang lebih baik terhadap lingkungan di sekitar kita. Para ilmuwan mengemukakan hipotesis
tentang mengapa suatu peristiwa dapat terjadi, didasarkan pada
kesimpulannya tentang hasil penyelidikan (investigasi). Siswa perlu diajarkan bagaimana
membedakan antara pengamatan dan kesimpulan. Mereka harus mampu membedakan dengan
bukti yang mereka kumpulkan mengenai alam antara pengamatan dengan tafsiran
mereka berdasarkan pengamatan atau kesimpulan.
Kita dapat membantu siswa membuat perbedaan ini dengan terlebih dahulu mendorong mereka untuk mendeskripsikan pengamatan mereka menjadi rinci. Kemudian, dengan member pertanyaan-pertanyaan siswa tentang pengamatan mereka kita dapat mendorong siswa untuk berpikir tentang makna dari pengamatan. Berpikir untuk membuat kesimpulan dengan cara ini mengingatkan kita untuk mengkaitkan kesimpulan apa yang telah diamati dengan apa yang sudah diketahui dari pengalaman sebelumnya. Kita menggunakan pengalaman masa lalu untuk membantu menafsirkan hasil pengamatan.
Seringkali kesimpulan yang berbeda dapat dibuat berdasarkan pengamatan yang sama. Kesimpulan kita juga bisa berubah seiring dengan hasil pengamatan tambahan. Pada umumnya kita lebih percaya diri tentang kesimpulan kita ketika pengamatan yang diperoleh cocok dengan pengalaman masa lalu. Kita juga lebih percaya diri tentang kesimpulan saat mengumpulkan lebih banyak bukti pendukung. Ketika siswa mencoba untuk membuat kesimpulan, mereka sering harus kembali dan membuat pengamatan tambahan agar menjadi lebih percaya diri dalam mengambil kesimpulan kesimpulan. Kadang-kadang membuat pengamatan tambahan akan memperkuat kesimpulan, tapi kadang-kadang informasi tambahan akan menyebabkan kita untuk memodifikasi atau bahkan menolak kesimpulan sebelumnya. Dalam ilmu pengetahuan, kesimpulan tentang bagaimana segala sesuatu bekerja secara terus menerus dibangun, diubah, dan bahkan ditolak berdasarkan pengamatan baru.
Kita dapat membantu siswa membuat perbedaan ini dengan terlebih dahulu mendorong mereka untuk mendeskripsikan pengamatan mereka menjadi rinci. Kemudian, dengan member pertanyaan-pertanyaan siswa tentang pengamatan mereka kita dapat mendorong siswa untuk berpikir tentang makna dari pengamatan. Berpikir untuk membuat kesimpulan dengan cara ini mengingatkan kita untuk mengkaitkan kesimpulan apa yang telah diamati dengan apa yang sudah diketahui dari pengalaman sebelumnya. Kita menggunakan pengalaman masa lalu untuk membantu menafsirkan hasil pengamatan.
Seringkali kesimpulan yang berbeda dapat dibuat berdasarkan pengamatan yang sama. Kesimpulan kita juga bisa berubah seiring dengan hasil pengamatan tambahan. Pada umumnya kita lebih percaya diri tentang kesimpulan kita ketika pengamatan yang diperoleh cocok dengan pengalaman masa lalu. Kita juga lebih percaya diri tentang kesimpulan saat mengumpulkan lebih banyak bukti pendukung. Ketika siswa mencoba untuk membuat kesimpulan, mereka sering harus kembali dan membuat pengamatan tambahan agar menjadi lebih percaya diri dalam mengambil kesimpulan kesimpulan. Kadang-kadang membuat pengamatan tambahan akan memperkuat kesimpulan, tapi kadang-kadang informasi tambahan akan menyebabkan kita untuk memodifikasi atau bahkan menolak kesimpulan sebelumnya. Dalam ilmu pengetahuan, kesimpulan tentang bagaimana segala sesuatu bekerja secara terus menerus dibangun, diubah, dan bahkan ditolak berdasarkan pengamatan baru.
Membuat
ramalan (prediksi) adalah membuat dugaan secara logis tentang hasil dari
kejadian masa depan. Kemampuan untuk membuat ramalan tentang kejadian di masa
depan memungkinkan kita untuk berhasil berinteraksi dengan lingkungan sekitar
kita. Ramalan ini didasarkan pada pengamatan yang baik dan kesimpulan yang
dibuat tentang kejadian yang diamati. Seperti kesimpulan, ramalan didasarkan
pada apa yang kita amati dan masa lalu kita sehingga mengalami model mental
yang terbangun dari pengalaman-pengalaman. Jadi meramal tidak hanya sekedar
menebak, tetapi harus berdasarkan kesimpulan kita atau hipotesis tentang
peristiwa yang memberi kita cara untuk menguji kesimpulan atau hipotesis. Jika
ramalan tersebut ternyata benar, maka kita memiliki keyakinan lebih besar pada
inferensi /hipotesis. Ini adalah dasar dari proses ilmiah yang digunakan oleh
para ilmuwan yang bertanya dan menjawab pertanyaan dengan mengintegrasikan
bersama-sama enam keterampilan ilmu dasar proses.
Singkatnya, keberhasilan dalam mengintegrasikan
keterampilan proses sains dalam pelajaran di kelas dan penyelidikan
(investigasi) lapangan akan membuat pembelajaran memberikan pengalaman yang
lebih kaya dan lebih bermakna bagi siswa. Siswa akan belajar keterampilan sains
serta isi sains, dan secara aktif terlibat dengan sains yang mereka pelajari ,
dan dengan demikian dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam. Akhirnya,
keterlibatan aktif dengan sains kemungkinan akan menyebabkan siswa menjadi
lebih tertarik dan memiliki sikap lebih positif terhadap sains.
Online Gaming and Casino | DrmCD
BalasHapusOnline 논산 출장샵 Gaming and Casino in Las 광주 출장안마 Vegas, Nevada. 하남 출장마사지 DrmCD has your eyes on Las Vegas casinos. Whether 정읍 출장샵 you're looking for the best slots, roulette 삼척 출장마사지 or scratch cards,